Jumat, 24 Juni 2016

MATEMATIKAWAN INDONESIA PEMECAH PERSAMAAN EMAS HITAM



Karya : Tripani Putriani - 152151076
  


Gambar.1 Yogi Ahmad Erlangga
M
atematika memang tak luput dari kehidupan kita. Betapa pun kita menghindarinya, matematika akan selalu mengejar kita dimana pun kita berada baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari bagaikan monster. Namun pada kenyataannya matematika merupakan pilar kokoh yang sangat bermanfaat bagi setiap sendi-sendi kehidupan. Tetapi kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru seperti statistika dan teori permainan.
Sebagian orang percaya bahwa matematika telah dimengerti secara keseluruhan, padahal masih banyak masalah yang belum terpecahkan. Penelitian di berbagai bidang matematika terus berlangsung dan penemuan baru di matematika dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Banyak jurnal yang memang khusus untuk matematika dan banyak juga mengenai subjek yang mengaplikasikan matematika (misalnya ilmu komputer teoritis dan fisika teoritis).
Tidak seperti sains, pada penelitian matematika secara umum tidak melakukan eksperimen. Di matematika, kebenaran diturunkan dari kebenaran lain yang telah diketahui sebelumnya. Kalaupun eksperimen dengan komputer dan data numeris terlibat, hasil akhir yang diharapkan adalah pembuktian teorema. Perhitungan bukanlah bagian besar dari penelitian matematika, dan matematikawan tidak perlu memiliki kemampuan hebat dalam menjumlahkan atau mengalikan angka. Lihat kalkulator mental tentang orang-orang yang hebat dalam melakukan perhitungan dalam kepalanya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat tidak lepas dari peran serta ilmu matematika, sebuah peribahasa pernah mengatakan “Jika kau bisa menguasai matematika maka kau bisa menguasai dunia”. Dari peribahasa tersebut sangat jelas tergambar bahwa ilmu matematika adalah ilmu yang sangat penting. Di Indonesia sendiri matematika dikenal sejak lama. Namun ilmu matematika di Indonesia berkembang pada saat memasuki abad ke 20. Ketika itu dikenal matematikawan pertama Indonesia Dr. Sam Ratulangi yang kemudian disusul oleh BJ. Habibi dan matematikawan-matematikawan lainnya yang mengharumkan nama bangsa, tetapi tidak terlalu dikenal di negaranya sendiri, salah satunya adalah Yogi Ahmad Erlangga.
Pria yang lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat ini merupakan seorang ilmuwan alumni ITB yang memecahkan persamaan Helmholtz menggunakan matematika numerik yang membelenggu para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama 30 tahun tak seorang pun mampu memecahkannya. Atas keberhasilannya ini, ia sekarang menjadi buruan para konglomerat dunia bisnis perminyakan dan universitas-universitas kelas dunia pun tak ketinggalan mengincarnya supaya bisa hadir di kampus mereka untuk menggelar kuliah umum.
Pada kesempatan kali ini penulis akan memaparkan profil singkat matematikawan Indonesia yang mengguncang dunia akhir-akhir ini, yakni Yogi Ahmad Erlangga. Yogi Ahmad Erlangga merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mohamad Isis dan Euis Aryati. Yogi Ahmad Erlangga lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat tanggal 8 Oktober 1974. Pendidikan Dasar hingga menegah ia habiskan di kota kelahirannya. Kemudian untuk melanjutkan perguruan tinggi dia masuk di ITB dengan mengambil jurusan Teknik Penerbangan. Pasca Lulus dari ITB pada tahun 1998, Yogi mulai melanjutkan pendidikan Magisternya di Delft University of Technology (DUT), Belanda dengan mengambil jurusan Matematika Terapan. Tak berselang lama dari kelulusannya dari magister, dia langsung melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas yang sama dengan jurusan yang sama pula. Ini dipilih oleh Yogi sebagai bentuk kecintaannya terhadap dunia matematika.
Hal ini dibuktikan oleh Yogi ketika dia membuat tulisan Desertasi. Ketika beliau melanjutkan S3-nya di Belanda, dosen penerbangan dari ITB ini tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan DUT (Delft University of Technology) untuk memecahkan rumus Helmholtz. Shell meminta penyelesaian Persamaan Helmholtz secara matematika numerik secara cepat yang namanya robust (dapat digunakan pada semua masalah). Penelitian yang dilakukan oleh dosen ITB ini menggunakan metode “Ekuasi Helmholtz”. Metode ini digunakan untuk dapat mengukur gelombang akustik. Persamaan lokasi minyak bumi dan sebenarnya persamaan ini telah ditemukan sejak 1 abad silam oleh Hermann Ludwig Ferdinand von Helmholtz.  Ia adalah seorang berkebangsaan Jerman yang lahir pada 31 Agustus 1821, Posdam Kerajaan Prusia dan merupakan anak dari kepala sekolah Potsdam Gymnasium, Ferdinand Helmholtz. Beliau Wafat Pada usia 73 tahun tanggal 8 September 1894. Hermann Ludwig Ferdinand von Helmholtz ahli pada bidang Fisikawan.
Uniknya Yogi sendiri saat itu bukanlah seorang ahli matematika. Dirinya mengaku sebagai seorang ahli teknik yang hitung-hitungannya sering kali berlindung dibalik margin error atau faktor keselamatan. Padahal dalam matematika yang dibutuhkan adalah sebuah ketepatan yang benar-benar presisi. Bahkan dirinya mengaku persamaan Helmholtz pada saat itu dianggap sebagai membeli kucing dalam karung atau dalam bahasa Belanda disebut “Een kat in de zag kopen”.
Meski begitu, Yogi mengatakan bahwa dirinya percaya dengan sebuah proses. Ini adalah sebuah tantangan baginya untuk diselesaikan. Ia harus bekerja dan belajar dengan keras sebelum kemudian berhasil memecahkan persamaan ini.  Terkait penggunaan persamaan, Yogi menjelaskan bahwa selama ini Shell selalu memiliki masalah dengan rumus Helmholtz dalam menemukan sumber minyak di bumi. Persamaan Helmholtz yang digunakan oleh perusahaan minyak Belanda itu membutuhkan biaya tinggi, tidak hanya waktu perhitungan tetapi juga penggunaan komputer serta memori.
Yogi mengungkapkan bahwa Shell selama ini harus menggunakan rumus Helmholtz berkali-kali. Bahkan, kadang-kadang harus ribuan kali untuk survei hanya di satu daerah saja. Itu sangat mahal dari sisi biaya, waktu dan hardware. Sehingga Shell meminta DUT melakukan penelitian yang mengarah pada persamaan Helmholtz agar bisa lebih efisien, cepat, dan kebutuhan hardware yang cukup kecil. Untuk proyek penelitian tersebut, Pemerintah Belanda, Shell dan Philips memberikan pendanaan karena proyek ini dianggap sebagai bagian dari kegiatan untuk meningkatkan perekonomian Belanda.
Pria yang memiliki hobi memasak, melukis, dan olah raga itu akhirnya memecahkan rumus Helmholtz setelah menekuninya selama kurang lebih empat tahun. Penelitian itu membutuhkan waktu yang cukup lama karena persamaan Helmholtz adalah fungsi matematika numerik, yaitu matematika yang bisa diolah dengan menggunakan komputer. Sehingga dalam melakukan penelitian, diperlukan beberapa tahapan yang membutuhkan waktu lama. Apalagi, menurut Yogi persamaan ini memang sangat sulit. Ada dua cara untuk menguraikan matematika numerik yaitu secara langsung (direct) dan iterasi.
Persamaan Helmholtz yang berhasil dipecahkannya ini, membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa di aplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam. Metodenya ini digunakan untuk teknologi Blu-ray yang membuat keping itu bisa memuat data computer dalam jumlah yang jauh lebih besar. Hasil risetnya ini menghebohkan dunia terutama dengan kemungkinan membuat profil 3 dimensi dari cadangan minyak. Metodenya berhasil memproses data-data seismik seratus kali lebih cepat dari metode yang sekarang biasa digunakan. Sebelumnya, Shell selalu mempunyai masalah dalam menemukan sumber minyak bumi. Sebelum metodenya digunakan, untuk menyelesaikan Persamaan Helmholtz dibutuhkan biaya yang besar, perhitungan waktu, penggunaan komputer serta memori. Kebutuhan perangkat keras yang pada saat belum ditemukannya rumus Persamaan Helmholtz membutuhkan hampir 1000 komputer hanya untuk pencitraan tiga dimensi, saat ini sudah bisa dilakukan dengan 300 komputer. Artinya ini adalah penghematan biaya hampir lebih dari 60 persen.
Gambar.4 Perusahaan Shell
Menurut Dr Kees Vuik promotor dari penelitian Yogi, beliau mengatakan bahwa Gelombang suara akan mengenai banyak lapisan seperti pasir, tanah liat, atau bebatuan. Lapisan-lapisan itu akan memantulkan gelombang suara dengan kecepatan yang berbeda-beda, sehingga para ahli geologi mampu membuat gambaran dari dasar laut. Namun gambar itu masih dua dimensi. Suara yang dipantulkan itu akan terus memantul dengan berbagai gelombang frekuensi yang berbeda. Melalui persamaan Helmholtz akan didapatkan tingkatan gelombang dalam bentuk tiga dimensi. Namun perhitungan sebelumnya tidak mampu untuk menghitungnya sebab tidak ada komputer yang mumpuni. Padahal jika menganalisa gelombang yang lebih besar, Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Dengan keberhasilan ini, memudahkan bagi perusahaan minyak untuk dapat untung yang lebih besar dengan modal yang sedikit. Karena selama ini perusahaan minyak harus mengeluarkan modal yang sangat besar untuk dapat mengetahui lokasi minyak. Apalagi dengan Persamaan Helmholtz ini, perusahaan minyak dapat menemukan ladang minyak lebih cepat 100 kali dari sebelumnya melalui gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dari perut bumi dengan akurasi yang sangat tinggi. Maka dengan pencapaian yang telah disumbangkan oleh Yogi ini, telah membuat dunia perminyakan sangat terbantu sekali. Selama ini, perusahaan perminyakan menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi keberadaan minyak di lapisan bumi. Pantulan suara tersebut kemudian diterima kembali dan dihitung menggunakan persamaan Helmholtz. Dalam siaran pers tahun 2005, Universitas Delft menyatakan sangat bangga akan pencapaian Yogi. Siaran pers itu menyebutkan bahwa penelitian Yogi adalah murni matematika.
Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz karena memang sulit. Pakar terakhir yang memecahkan teori Helmholtz adalah Mike Giles dan Prof Turkel, berasal dari Swiss dan Israel, masing-masing dengan caranya sendiri.          
Teori dari kedua pakar itulah yang kemudian dianalisis oleh Yogi beberapa waktu sehingga kemudian bisa dioptimalkan dan dijadikan metode yang cukup cepat.
Yogi memiliki persamaan matematika dalam bentuk diferensial. Dan yang ia lakukan untuk memecahkan rumus Helmholtz itu adalah mengubah persamaan ini menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu ia dapatkan kemudian dipecahkan dengan metode direct atau iterasi. Metode langsung yang Yogi gunakan ternyata kemudian menemukan kasus yang besar maka akan mengakibatkan membengkaknya biaya baik waktu dan sumber daya. Namun menurutnya metode iterasi pun belum tentu bisa memperoleh solusi atau kadang-kadang diperoleh dengan waktu yang cukup lama. Kabar baiknya metode iterasi selalu murah dari segi hardware.
Menurut Yogi Persamaan Helmholtz ini bisa diselesaikan dengan iterasi, tapi kalau dinaikkan frekuensinya, jadi sulit untuk dipecahkan. Yogi juga menjelaskan, untuk mengetahui struktur daerah cekung, misalnya, yang dilakukan adalah meneliti daerah akustik dan kemudian dipantulkan gelombangnya dengan frekuensi tertentu. Pantulan tersebut kemudian direkam. Setelah itu, frekuensi akan dinaikkan misalnya, dari 10 Hz, lalu naik lagi 10,2 Hz, 10,4 Hz, dan seterusnya.
Yogi memperoleh metode robust yang memungkinkan persamaan Helmholtz untuk dipecahkan dengan frekuensi berapa pun. “Kita sudah melakukan tes 300 Hz tidak masalah. Meskipun, sebenarnya 70 Hz pun sudah cukup untuk pemetaan” jelas Yogi.
Selain itu pada 12 Agustus 2012, Aburizal Bakrie menyerahkan penghargaan Bakrie Award X kepada 6 orang yang berprestasi, termasuk kepada Yogi Ahmad Erlangga. Setiap pemenang masing-masing akan mendapatkan penghargaan berupa trofi, piagam, dan uang sebesar Rp 250 juta. Penghargaan diserahkan di XXI Ballroom Djakarta Theatre Jakarta.        
Mengenai kelanjutan dari penemuannya itu, Yogi mengatakan, karena penelitian ini dilakukan oleh perguruan tinggi, maka persamaan Helmholtz ini menjadi milik public. Meskipun  dibiayai oleh Shell, tapi yang melakukannya adalah universitas, sehingga rumus ini menjadi milik publik.
Ilmuan muda bernama lengkap Yogi Ahmad Erlangga menolak  menamakan termuannya itu dengan Erlangga Equation. Mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya dan menurutnya produk itu berasal dari otak sehingga tidak perlu untuk dipatenkan. Dia hanya berharap dengan tidak mematenkannya, ilmu pengetahuan akan dapat terus berkembang. Yogi Ahmad Erlangga ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source. Thesis S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delft, terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC
Indonesia pun dapat menggunakan rumus yang dipecahkan oleh Yogi ini lewat PT Pertamina. Hanya saja terdapat beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh perusahaan minyak plat merah tersebut. Menurut Yogi PT Pertamina pun sebenarnya bisa menggunakan rumus ini untuk mencari minyak bumi dan ada yang mengatakan kalau PT Pertamina tertarik dengan temuannya, tetapi masalahnya Apakah Pertamina memiliki software-nya atau tidak.
Menurut Yogi, persamaan Helmholtz ini dalam proses penelitiannya sudah dipresentasikan di banyak negara di dunia, yaitu saat intermediate progress selama Desember 2001 hingga Desember 2005.
Buku mengenai persamaan Helmholtz yang dibuatnya saat masih di Belanda pun laris manis, yaitu buku yang berjudul “A Novel Multigrid Based Preconditioner For Heterogeneous Helmholtz Problemsyang disusun oleh Yogi Ahmad Erlangga, C. W. Oosterlee, dan C. Vuik diterbitkan oleh SIAM Journal pada Scientific Computing tahun 2006, Vol. 27 No 4 : Pp 1471-1492 yang beralamat di Delft Univ Technol, Fac Elect Engn Matematika & Comp Sci, Delft, Belanda.
Disini penulis tidak menemukan cover dari buku tersebut, tetapi penulis menemukan jurnal dari buku tersebut. Dan halaman awal dari jurnal tersebut adalah sebagai berikut:

Disini penulis juga melampirkan beberapa hasil karya tulis yang di buat oleh Yogi Ahmad Erlangga di Belanda, yaitu:
Setelah menjadi terkenal di dunia matematika karena berhasil memecahkan rumus Helmholtz yang dikenal sangat sulit, pria yang saat ini menjadi Professor di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi ini masih memiliki obsesi yang belum tercapai. Obsesi tersebut adalah ingin melihat bangsa Indonesia maju. Beliau juga mendapat julukan Habibie Muda karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika. Kehadiran Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi.
Menurut anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mohamad Isis dan Euis Aryati ini, Indonesia sekarang masih tertinggal dibandingkan dengan India. Padahal, Indonesia dan India sama-sama sebagai negara berkembang dan banyak masyarakatnya yang berada di bawah garis kemiskinan. Menurut yogi meskipun India miskin, tapi India sekarang bisa menjadi pusat informasi teknologi (IT) di dunia dan ia mengatakan bahwa ia ingin Indonesia seperti India, kemiskinan bukan berarti tidak bisa berkembang.
Khusus untuk ITB, obsesi Yogi adalah ingin ITB bisa lebih besar lagi. Minimal, ITB menjadi perguruan tinggi terbesar di Asia. Karena, kalau hanya terbesar di Indonesia saja, sejak dulu juga seperti itu. Menurut pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce itu, ia masih memiliki obsesi pribadi yaitu ingin melakukan penelitian tentang pesawat terbang, perminyakan, dan biomekanik.
Dari uraian di atas pasti rekan-rekan penasaran kan seperti apa persamaan Helmholtz itu. Nah disini penulis mencari dan merangkum informasi mengenai persamaan Helmholtz yang mendunia tersebut.
Persamaan Helmholtz adalah sebuah persamaan yang penting dalam bidang matematika, fisika, mekanika dan masalah teknik. Banyak masalah yang berhubungan dengan osilasi dengan kondisi tetap (steady-state oscillation) yang mengarah pada persamaan Helmholtz. Persamaan Helmholtz ditemukan oleh ilmuwan yang bernama Hermann Ludwig Ferdinand von Helmholtz di akhir tahun 1800-an. Rumus Helmoltz sendiri adalah ilmu mengenai astrofisika yang membahas mengenai sebuah proses gelombang elektromagnetik yang bisa membuat semua pekerjaan menjadi lebih mudah terutama pekerjaan yang membutuhkan gelombang elektromagnetik seperti bisnis perminyakan dan penerbangan.
Persamaan Helmholtz muncul pada reaksi nuklir dan masalah Lamb dalam geofisika. Persamaan Helmholtz merupakan persamaan diferensial parsial tipe eliptik yang melibatkan variabel ruang dan mempertimbangkan masalah nilai batas. Semua persamaan eliptik dengan koefisien konstan dapat direduksi menjadi persamaan Helmholtz (Faradillah, 2011).
Persamaan Helmholtz sering muncul dalam studi masalah fisik yang melibatkan persamaan diferensial parsial (PDE) dalam ruang dan waktu. Persamaan Helmholtz, yang merupakan bentuk waktu independen dari persamaan gelombang, hasil dari penerapan teknik pemisahan variabel untuk mengurangi kompleksitas analisis.
Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain adalah industri radar, penerbangan, kapal selam, pengeboran minyak, penyimpanan data dengan kualitas blue ray, dan aplikasi pada laser.
Sebagai contoh perhatikan persamaan gelombang sebagai berikut:
 
Pemisahan variabel dimulai dengan mengasumsikan bahwa fungsi gelombang   sebenarnya dipisahkan:   



Menggantikan formulir ini ke dalam persamaan gelombang, dan kemudian menyederhanakan, kita memperoleh persamaan berikut:


Perhatikan ekspresi pada sisi kiri hanya bergantung pada r, sedangkan ekspresi kanan hanya bergantung pada t. Akibatnya, persamaan ini berlaku dalam kasus umum jika dan hanya jika kedua sisi persamaan sama dengan nilai konstan. Dari pengamatan ini, kita memperoleh dua persamaan, satu untuk A (r), yang lainnya untuk T (t):


dan

dimana kita telah memilih, tanpa kehilangan umum, ekspresi -k2 untuk nilai konstan. (Hal ini sama berlaku untuk menggunakan k konstan sebagai pemisahan konstan; -k2 dipilih hanya untuk kenyamanan dalam solusi yang dihasilkan.)
Menata ulang persamaan pertama, kita memperoleh persamaan Helmholtz:



Dalam matematika Persamaan Helmholtz itu sendiri disebut Hermann von Helmholtz, yang merupakan rumus turunan parsial ( The Partial Differential Equation)
Dimana :
 
Hermann von Helmholtz atau yang bernama lengkap Hermann Ludwig Ferdinand von Helmholtz  adalah seorang fisikawan berkebangsaan Jerman yang lahir pada 31 Agustus 1821, Posdam Kerajaan Prusia.
Dalam bidang fisiologi dan psikologinya ia dikenal sebagai Matematika Mata, Teori Visi ,Ide tentang Presepsi visual ruang ,Warna Penelitian Visi, Sensasi Presepsi Nada dan Suara, Empirisme.
Walaupun dia resmi belajar di Institut Perobatan dan Bedah, sedangkan di Berlin dia mempunyai kesempatan untuk menghadiri kursus di Universitas. Dia mengambil kesempatan ini, dan menghadiri kuliah di jurusan kimia dan fisiologi.
Namun Helmholtz memberikan kontribusi untuk matematika yang pada puncak karirnya kontribusi yang ia berikan ternyata diharapkan dan telah diambil untuk mata pelajaran matematika di Universitas Berlin saat ini yakni Helmholtz Equation atau persamaan Helmholtz yang dikenal di Indonesia. Namun ia belajar matematika tidak sendiri, melainkan ia membaca karya-karya Laplace, Biot dan Daniel Bernoulli. Beliau Wafat Pada usia 73 tahun tanggal 8 September 1894. Atas kontribusinya itu Jerman membuat uang dan perangko dengan menggunakan gambar dirinya.
Demikianlah profil singkat dari Yogi Ahmad Erlangga dan sekilas mengenai pengenalan Rumus mendunia yakni Helmholtz yang ia pecahkan. Penulis sedikit kesulitan dalam mencari makna rumus Helmholtz itu sendiri karena setiap referensi yang ditemukan pasti memiliki bahasan tersendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Dan yang penulis lampirkan adalah bentuk persamaan umum dari rumus Helmholtz, sedangkan pemecahan rumus Helmholtz oleh Yogi itu sendiri belum penulis temukan karena mungkin rumus ini merupakan rumus yang amat berharga bagi dunia perminyakan, sehingga rumus pemecahannya itu sendiri masih dirahasiakan. Namun kita patut berbangga karena memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dibidang sains dan teknologi yang tak kalah dengan negara barat. Salah satu SDM unggul yang dimiliki bangsa ini adalah Dr. Yogi Ahmad Erlangga.
Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak hingga mendapat julukan Mr. Crack. Banyak industri penerbangan di berbagai negara memakai rumus penemuan Habibie tersebut, termasuk NASA di Amerika, kini, Dr. Yogi Ahmad Erlangga meneruskan kehebatan Habibie dengan menemukan dan memecahkan rumus persamaan Helmholtz. Namun sayang pengharum-pengahrum bangsa dengan prestasinya ini tidak terlalu dikenal di negaranya sendiri melainkan lebih terkenal di negara lain.
Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari profil beliau, antara lain segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin untuk kita selesaikan. Dengan proses dan ketekunan pasti akan memperoleh hasil yang kita inginkan. Percayalah pada diri sendiri dan lakukan yang terbaik untuk semua karena sebuah pepatah mengatakan bahwa “Hasil tidak akan menghianati proses”. So Do the best, Give the best and Get the best.

DAFTAR PUSTAKA
From Indonesia, G. (2015) Anak Bangsa Penemu Rumus Pencarian Emas Hitam. [Online]
Tersedia:https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/11/17/anak-bangsa-penemu-rumus-pencarian-emas-hitam. [17 November 2015]
Proud, I. (2010) Yogi Ahmad Erlangga: Matematikawan Pemecah Persamaan Helmholtz.[Online]
Tersedia:https://indonesiaproud.wordpress.com/2010/03/10/yogi-ahmad-erlangga-matematikawan-pemecah-persamaan-helmholtz/. (10 Maret 2010)
Watch, S. (2010) Yogi Ahmad Erlangga on Multigrid Based Preconditioner for Heterogeneous Helmholtz Problems. [Online]
Tersedia:http://archive.sciencewatch.com/dr/erf/2010/10octerf/10octerfErla/. (Oktober 2010)
Wikipedia. (2016) Yogi Ahmad Erlangga. [Online]
Tersedia:https://id.wikipedia.org/wiki/Yogi_Ahmad_Erlangga. (28 Maret 2016)
Yanuar, T. (2015) Persamaan Helmholtz. [Online].
Tersedia:http://www.taufanyanuar.com/2015/11/persamaan-helmholtz.html. [15 November 2015]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar