Karya : Sony Akhsan – 152151075
Email : sonyakhsan@gmail.com
A. Identitas Film
a. Sutradara : Christopher
Nolan
c. Penulis : Jonathan Nolan & Chistopher
Nolan
d.
Pemeran : Matthew McConaughey (Cooper),
Anne Hathaway (Dr.
Amelia Brand), Jessica Chastain (Murphy Cooper), Mackenzie Foy (young
Murphy), Ellen Burstyn(elderly
Murphy), John Lithgow(Donald),
Michael Caine(Professor
John Brand), Casey Affleck
(Tom Cooper), Timothée Chalamet (young
Tom), Wes Bentley(Dr.
Doyle), Bill Irwin as
TARS (voice and puppetry) and CASE (puppetry), Josh Stewart as
CASE (voice), Topher Grace(Getty),
David Gyasi (Dr.
Romilly), Matt Damon (Dr.
Mann)
e.
Musik : Hans
Zimmer
f.
Penyunting : Lee Smith
g. Distributor : Paramount
Pictures & Warner Bros Pricture
h. Tanggal dirilis :
7 November 2014
i.
Durasi : 169 menit
j.
Negara : Amerika Serikat, Inggris
k.
Bahasa : Inggris
B. Sinopsis Film
Kisahnya bermula dari anomali
iklim bumi di masa depan yang tak begitu jauh dari masa sekarang. Anomali ini
menyebabkan bumi menjadi gersang, berdebu, tak cocok ditanami tanaman apapun
kecuali jagung, yang pada akhirnya menyebabkan manusia terancam punah. Tersebutlah
seorang Cooper, eks pilot NASA yang kini memilih bertani karena keadaan bumi
yang lebih butuh makanan dibanding penjelajahan ruang angkasa. Ia memiliki dua
anak, satu putra, Tom (Timothée Chalamet) dan satu putri berusia 10 tahun,
Murph (Mackenzie Foy).
Satu peristiwa, yang mungkin
disesali sepanjang hidup oleh Murph, adalah pertemuannya dengan 'hantu' yang
kemudian memberitahunya sebuah titik koordinat. Ayahnya tertarik dengan titik
koordinat tersebut, dan melakukan perjalanan kesana. Tak disangka, koordinat
tersebut merupakan kantor NASA. Professor Brand (Michael Caine) akhirnya
meminta Cooper untuk menjadi penjelajah ruang angkasa demi melanjutkan misi
mencari planet yang bisa mendukung kehidupan bagi manusia. Disinilah penyesalan
Murph, terlebih ketika 'hantu' itu memberinya kode sandi yang berarti 'stay'.
Sebuah tanda agar ayahnya jangan pergi.
Cooper bersikeras, meski tangis
Murph begitu mengharu biru. Tangis Murph ini yang membawa sisi emosional
sepanjang film yang berdurasi tiga jam tersebut.Cooper menuruti Prof.Brand
untuk menjadi pilot pesawat ekspedisi keempat, yang diberi nama Endurance, karena
sebelumnya telah ada tiga ekspedisi untuk mencari planet yang mampu menopang
kehidupan manusia. Ia meninggalkan Murph dan Tom bersama Donald (John Lithgow),
sang kakek, untuk menjelajah ruang angkasa bersama Brand (Anne Hathaway), Doyle
(Wes Bentley) Romilly (David Gyasi) dan TARS, sebuah robot yang diisi suara
oleh Bill Irwin, dan CASE, robot yang sama dengan TARS. Misi ekspedisi
sebelumnya dilaksanakan oleh Dr.Mann, Dr.Edmund dan Dr.Miller yang kemudian
masing-masing planet yang sedang dijelajahi diberi nama masing-masing
penjelajah itu.
Pada saat mulai masuk ke orbit
Gargantua, sebutan black hole, teori-teori tentang relativitas waktu diterakan begitu gamblang.
Diskusi awak Endurance ketika memutuskan untuk memasuki antara planet Miller,
Edmund dan Mann sedikit banyak membuka teori-teori tersebut. Mereka memutuskan
untuk masuk ke planet Miller dengan meninggalkan Romilly di pesawat induk. Satu
jam di planet Miller adalah tujuh tahun di planet Bumi. Sayangnya, rencana
mengambil data di planet Miller secepatnya terhalang oleh kondisi planet
tersebut yang diisi air dimana-mana. Mereka terhambat oleh kondisi gravitasi
yang memungkinkan ombak bergulung dengan tinggi ratusan meter. Setelah kembali
ke pesawat induk, Romilly telah berusia 23 tahun lebih tua dari Cooper dan
Brand. Sementara Doyle tak selamat akibat terjangan ombak itu.
Perjalanan mengambil data ke
planet Mann pun tak semulus yang dibayangkan. Meski mendapati Dr.Mann (Matt
Damon) masih hidup, ternyata sosok aktor yang disimpan Nolan dalam setiap promo
Interstellar ini menjadi sosok antagonis. Dr.Mann menciptakan data palsu agar
ada orang yang menjemputnya di planet tersebut. Ia berupaya membunuh Cooper dan
mengambil alih Endurance untuk pulang ke Bumi sendirian. Romilly bahkan
meninggal akibat jebakan yang dibuat oleh Dr.Mann. Namun nahas, kecerobohan
Dr.Mann justru mencelakai dirinya sendiri.
Kini tinggal Cooper dan Brand
terombang-ambing di angkasa. Cooper pada akhirnya memutuskan untuk masuk ke
orbit Gargantua dan masuk ke dalamnya meninggalkan Brand di pesawat. Apa yang
terjadi kemudian benar-benar memberikan banyak pelajaran soal dimensi realitas.
Di dalam Gargantua, Cooper masuk ke alam lima dimensi, alam yang tak terikat
ruang dan waktu. Sampai disini, penjelasan soal nilai spiritual Ketuhanan bisa
diraba dengan jelas. Cooper melihat dirinya bersama Murph waktu kecil.
Sementara di alam empat dimensi, Murph telah menemukan perhitungan yang dulu
dipendam oleh Professor Brand berkat bantuan Cooper dan TARS dari alam lima
dimensi. Dan perjalanan Cooper di alam tersebut menjelaskan soal sosok 'hantu'
yang ditemui oleh Murph kecil.Twist ini begitu mind-blowing,
Cooper terdampar di orbit
Saturnus dan ditolong oleh para astronot yang beredar disana. Ia dibawa ke
Stasiun Cooper, nama yang semula dikira Cooper memakai nama dirinya. Stasiun
yang sedang mengorbit Saturnus tersebut ternyata mengambil nama dari Murphy
Cooper, putrinya yang kini telah berusia lanjut.
C. Penjelasan Film
Film ini sendiri terinspirasi dari
teori relativitas ilmiah oleh fisikawan Kip S Thome, yang meyakini keberadaan
wormhole dan medan gravitasi sebagai penghubung antar ruang dan waktu dengan
dimensi lain di alam semesta. Selain itu, film Interstellar ini juga menyinggung beberapa teori
fisika lainnya, seperti black holes (lubang hitam) dan gelombang gravitasi,
serta beberapa teori Albert Einstein yang pernah muncul namun tidak pernah bisa
dibuktikan.
Permulaan film ini menjadi sangat menarik ketika gagasan tentang
pemanfaatan lubang cacing menjadi mungkin. Mereka dapat menggunakan lubang
cacing untuk melakukan perjalanan antar galaksi dimana galaksi yang dituju
memilki planet yang potensial sebagai tempat tinggal bagi manusia.
Nama teori fisika yang digunakan untuk menjelaskan lubang cacing adalah
jembatan Einstein-Rosen (Einstein-Rosen bridge) . Lubang teoritis dalam ruang
ini dimungkinkan secara matematis dalam teori relativitas Einstein (dibantu
oleh Nathan Rosen).
Konsep lubang cacing adalah jalan pintas antara dua titik di alam
semesta. Konsep ini ditampilkan dengan cukup baik dalam film ketika Romilly
menjelaskan dengan dua titik diatas kertas, yang asumsi dasarnya, jarak
terdekat antara kedua titik tersebut adalah garis lurus. Namun ketika kertas
dilipat dan kedua titik itu bertemu kita dengan mudah dapat membuat jalan pintas
antar dua titik tersebut.
Copper, sang pilot, tidak menyadari akan menemukan lubang berbentuk
bola. Memang sulit membayangkan sebuah lubang berbentuk bola. Dalam dua dimensi
(2D) lubang akan berbentuk bidang. Dalam 3D, bidang akan memiliki volume, jika
bidang tersebut adalah lingkaran dalam 2D maka akan berbentuk bola pada 3D.
Jembatan Einstein-Rosen atau lubang cacing belum pernah dijumpai dalam
pengamatan. Lubang cacing masih hanya merupakan konsep teoritis yang memiliki
banyak kendala. Kebanyakan teori mengatakan bahwa lubang cacing terlalu tidak
stabil untuk dapat digunakan dalam perjalanan antar galaksi, lubang cacing
memerlukan suatu substansi yang disebut exotic matter untuk menjadi stabil.
Ide besar lain dalam film ini adalah
dilatasi waktu. Salah adegan
di Planet Miller, Misi mereka di planet itu adalah mengikutin
sinyal koordinat yang ditinggalin astronot sebelumnya untuk
dapetkan data untuk mencari tau apakah planet itu bisa ditinggalin
atau tidak. Nah, begitu para astronot itu masuk ke atmosfer planet
Miller, mendadak nuansanya jadi tegang. Cooper sampai bilang mereka harus
kerja secepat mungkin dan tidak boleh buang-buang waktu karena 1 jam di Planet Miller sama
dengan 7 tahun di bumi. Sayangnya gara-gara terkena
tsunami, pesawat mereka butuh waktu cukup lama untuk ngeringin mesin
sebelum akhirnya balik ke pesawat induk.Setelah mereka kembali ke pesawat induk
Endurance, mereka melihat Romilly (awak yang tinggal di pesawat induk)
tiba-tiba sudah menjadi tua, dan Cooper juga mendapet banyak pesan video dari
bumi selama 23 tahun sampai si Murphy (anak Cooper) umurnya sudah sama dengan
Cooper.
Hal tersebut dapat dijelsakan dengan
teori relativitas umum (karena kita membicarakan gravitasi). Gravitasi menurut
Relativitas umum adalah lengkungan ruang-waktu disekitar objek bermasa.
Bayangkan sebuah bola bowling (bumi) dan sebuah matras (ruang). Lekukan yang
terjadi pada matras ketika ditimpa oleh bola bowling dapat dianalogikan dengan
melengkungnya ruang ketika ditempati oleh objek bermasa. Lengkungan tersebut
tidak hanya berlaku untuk ruang tapi juga untuk waktu. Prinsip dilatasi waktu
ini bekerja pada Cooper dan awak pesawat yang lain yang mengalami waktu lebih
lambat dibandingkan dengan manusia lain yang berada di bumi.
Apa yang mungkin menjadi pertanyaan
bagi orang yang tidak menekuni fisika kosmologi adalah : ada apa didalam black
hole? Balck hole disebut sebagai black hole karena kita tidak dapat melihatnya.
Black hole melipat ruang-waktu sedemikian kuatnya sedemikian rupa sehingga
cahaya pun tidak dapat lepas dari tarikannya. Secara teoritis, karena kita
tidak pernah melakukan eksperimen dengan black hole, terdapat titik dimana
cahaya atau apapun dapat keluar dari black hole. Titik itu disebut even horizon. Karena sifatnya yang tidak dapat dilihat, kita
tidak benar-benar tahu apa yang terjadi dalam singularitas tersebut.
Selain menerapkan relativitas umum, dilatasi waktu tersebut dapat dijelaskan pula dengan
dari teori relativitas khusus di mana dua pengamat yang bergerak relatif terhadap satu
sama lain akan mengamati bahwa jam pengamat lain berdetak lebih lambat dari
jamnya. Peristiwa ini bukanlah akibat dari kesalahan jam atau faktor teknis
lainnya, tetapi merupakan sifat dasar dari ruang-waktu yang dijelaskan dalam
teori relativitas. Dan konsep ini didasarkan pada teori
relativitas khusus Einstein yang menjelaskan
bahwa waktu bersifat relatif berdasarkan acuan pengamatan, dan satu-satunya
kecepatan yang konstan dari pengamatan adalah kecepatan cahaya.
Memang
konsep dilatasi waktu ini susah dibayangkan, karena kita sudah terbiasa
sehari-hari mengalami waktu yang (seakan-akan) konstan, satu detik ya berasanya
satu detik. Jadi memang wajar saja kalo kita sebagai manusia yang hidup pada
"ekosistem" yang sama jadi sulit untuk membayangkan waktu yang
relatif itu. Tapi walaupun sulit untuk dibayangkan, kita tetep bisa coba
paham konsep waktu yang relatif dengan penurunan rumus yang sederhana.
Okay,
masih ingat jam tangan yang diberikan Cooper kepada Murphy yang menjadi
indikator perbedaan waktu antara mereka. Sekarang coba bayangkan seandainya jam tangan analog itu diganti
dengan sebuah alat indikator waktu yang lebih bisa dibayangkan secara
matematis, yang misalkan namanyajam
cahaya. Apa itu jam cahaya? Misalkan kitaberada di dalam lift yang
cerminnya saling berhadapan, jadinya pantulan bayangannya saling memantul sampai bisa meliat bayangan kita jadi banyak sekali.
Bayangan itu sebetulnya refleksi dari cahaya yang saling memantul antar kedua
cermin dengan kecepatan cahaya = 299.792.458 m/s. Ya, jelas mata kita
tidak bisa menangkep perubahan yang terjadi karena hal itu berlangsung
secepat kecepatan cahaya jadinya kelihatannya bayangan tersebut memantul
seolah-olah sampai tak hingga.
Sekarang cobabayangkan
kalauseandainya jam cahaya itu adalah alat kecil sederhana berupa 2 cermin
yang saling berhadapan satu sama lain, terus alat itu juga mempunya
semacam sensor yang bisa menghitung berapa kali partikel cahaya (photon)
memantul pada jam tersebut. Mengapa mengganti jam tangan analog dengan jam
cahaya? Karena kembali lagi ke postulat relativitas Einstein bahwa kecepatan cahaya
itu konstan, jadi pastinya jauh lebih akurat dan mudah untuk dibayangkan.
Sekarang dengan jam cahaya itu, kita bisa menghitung satuan durasi waktu dengan
menghitung berapa kali partikel cahaya mantul dalam alat tersebut.
Sekarang,
bayangkan seandainya Murphy dan Cooper masing-masing membawa jam cahaya yang
sama. Untuk lebih mudah dimengerti, kita asumsikan mereka tidak terpisah
terlalu jauh, tetapi misalkan mereka terpisah antara Jakarta dan Bekasi. Cooper
dan Murphy masing-masing memegang jam cahaya tersebut, Murphy berdiri
dalam kondisi diam di depan stasiun kereta api Jakarta, sementara
Cooper menaiki kereta api menuju Bekasi.
Pada
jam cahaya, Murphy yang hanya diam di depan stasiun (tidak naik kereta), kita
akan melihat jam cahaya berfungsi seperti normal, partikel cahaya
mantul vertikal ke atas dan ke bawah dengan jumlah tergantung
berapa jarak kedua cermin itu.
Sementara,
jam cahayanya Cooper ikut bergerak bersamaan dengan kereta
dengan kecepatan konstan. Maka, pantulan partikel cahaya tidak bergerak
cuma vertikal ke atas ke bawah, melainkan membentuk sudut diagonal.
Dengan melihat
bentuk lintasan cahaya, kita sudah bisa meelihat kalau durasi satuan waktu
Cooper tidak sama dengan Murphy, karena partikel cahaya pada jam cahaya
Cooper harus bergerak lebih jauh daripada jam cahaya milik Murphy.
Kasus
itu dimisalkan ketika Cooper menaiki kereta, sekarang apabila Cooper
menaiki benda yang lebih cepet bergerak (misalnya pesawat luar angkasa), maka
semakin kecil sudut (lihat
gambar di atas), artinya semakin jauh jarak yang harus ditempuh partikel cahaya
untuk menyelesaikan satu kali pantulan. Sekarang kita coba menurunkan ke rumus
fisika sederhana.
c : kecepatan pergerakan partikel cahaya (1,08×109 km/jam)
v : kecepatan pergerakan jam cahaya (kecepatan kendaraan Cooper)
h : jarak 2 cermin dalam jam cahaya (jarak B ke C)
d : jarak yang ditempuh cahaya untuk acuan bergerak (jarak A ke B)
x : jarak yang ditempuh jam cahaya dalam kondisi bergerak (jarak A ke C)
v : kecepatan pergerakan jam cahaya (kecepatan kendaraan Cooper)
h : jarak 2 cermin dalam jam cahaya (jarak B ke C)
d : jarak yang ditempuh cahaya untuk acuan bergerak (jarak A ke B)
x : jarak yang ditempuh jam cahaya dalam kondisi bergerak (jarak A ke C)
tA : satu satuan waktu untuk acuan jam Murphy (diam)
tB : satu satuan waktu untuk acuan jam Cooper (bererak)
tB : satu satuan waktu untuk acuan jam Cooper (bererak)
Perlu diingat rumus
dasar kecepatan.
Asumsi dasar:
"kita sepakatkan konsep bahwa satu
satuan waktu pada jam cahaya dihitung mulai saat partikel cahaya meninggalkan
cermin yang bawah, memantul ke cermin atas, terus memantul
balik lagi ke cermin yang bawah."
Karena kecepatan partikel cahaya (c)
dan jarak cermin-nya itu (h), kita bisa jadikan rumus satu satuan
waktu untuk jam cahaya Murphy (). Ingat
satuan waktunya itu ketikasudah mantul balik ke bawah, jadi hitungannya 2 kali.
Kita telah mendapat persamaan jarak
2 cermin atau bisadsebut (h). Sekarang
kita coba cari persamaan jarak A ke C atau x bisa diartikan sebagai
setengah dari jarak total pergerakan cahaya dalam satuan waktu .
Terapkansaja ke rumus
. Berhubungan waktu-nya setengah jadi langsung saja dibagi 2.
. Berhubungan waktu-nya setengah jadi langsung saja dibagi 2.
Untuk mengetahui nilai satu satuan
waktu pada jam bergerak (), kita
perlu tahu jarak yang ditempuh cahaya (d). Gunakanlah konsep pythagoras.
Lalu kita masukan ke satu
satuan waktu untuk jam cahaya Cooper yang bergerak ().
Coba sederhanakan dengan cara
kuadratkan kedua sisi-nya.
Akhirnya kita dapet deh
persamaan rumus yang menyambungkan sejauh mana perbedaan waktu relatif
yang dialami Cooper danwaktu yang dialami Murphy. Rumus ini sebenarnya
dikenal juga dengan nama Transformasi Lorentz (Faktor Lorentz).
Ternyata dengan
konsep antara kecepatan, jarak, dan waktu, kita bisa sampai mendapatkan
rumus perbandingan waktu relatif.
Lalu,bagimana
menerapkan rumus tersebutuntuk menjelaskan perbedaan waktu antara Cooper dan
Murphy?
Sekarang
kita anggap Cooper naik pesawat luar angkasa dengan kecepatan 3.000 km/s.
Diketahui bahwa satuan kecepatan cahaya itu tetap yaitu c =
299.792,458 km/s. Selanjutnya terapkan pada rumus Transformasi Lorentz (Faktor
Lorentz).
Magsudnya kalo
dimasukan ke rumus faktor Lorentz di atas, maka kita dapet faktor
Lorentznya adalah 1,00005. Lalu apa artinya Faktor Lorentz ini? Artinya
berdasarkan pengamatanMurphy, dia akan
melihat bahwa jam cahaya Cooper akan bergerak 1,00005 kali lebih lambat.
Kenapa biasa sekecil itu perbandingan waktu jam
cahaya Murphy dengan jam cahaya Cooper?Memang jika kecepatannya 3.000 km/s tidak akan besar perbedaannya ,
tapi bagimana jika kecepatannya bisa sampai mendekati kecepatan cahaya.
Sekarang coba ingat lagi filmnya, pada saat Cooper masuk ke atmosfer
planet Miller yang ceritanya itu planet tersebut sedang mengikuti rotasi
blackhole Gargantua dengan kecepatan hampir mendekati kecepatan cahaya. Di
filmnya sendiri, tidak disebutkan planet Miller gerak berapa % kecepatan
cahaya, tapi yang jelas jika diketahui berapa kecepatan planet itu, kita dapat
menghitungnya dengan rumus yang sebelumnya. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel
di bawah in!
Kecepatan
|
Faktor Lorentz
|
Murphy
|
Cooper
|
30.000 km/detik (10%
kecepatan cahaya)
|
1,005
|
1,005 detik
|
1 detik
|
150.000 km/detik (50%
kecepatan cahaya)
|
1,15
|
1,15 detik
|
1 detik
|
240.000 km/detik (80%
kecepatan cahaya)
|
1,67
|
1,67 detik
|
1 detik
|
99.00% kecepatan cahaya
|
7,1
|
7,1 detik
|
1 detik
|
99.99% kecepatan
cahaya
|
70,1
|
70,1 detik
|
1 detik
|
99.9999% kecepatan
cahaya
|
707,1
|
12 menit
|
1 detik
|
99.99999999% kecepatan
cahaya
|
70710
|
19.6 jam
|
1 detik
|
Sekarang
kita ketahui bahwa semakin cepat planet
Miller bergerak relatif terhadap pengamatan Murphy, maka akan semakin lambat
jam Cooper dilihat dari acuan Murphy. Pada 99.99% kecepatan cahaya,
jam cahaya Murphy sudah mantul sebanyak 70 kali,
sedangkan jam cahaya Cooper baru mantul 1 kali. Kalo
Cooper bergerak dengan kecepatan ini secara konstan selama 1 tahun (waktu
acuan Cooper), waktu yang berlalu di bumi tempat Murphy udah berjalan 70
tahun.
Sekarang
kita telah mengerti mengapa waktu Cooper kembali ke bumi Murphy sudah tua sementara Cooper masih kelihatan nampak muda?
Karena pada kenyataannya, waktu itu tiak seperti yang kita bayangkan cuma
berjalan lurus dan berlaku dimanapun. Waktu itu relatif, massa itu relatif, dan jarak itu relatif, satu-satunya
yang konstan adalah kecepatan cahaya. Itulah cara alam semesta ini
bekerja, walau terkesan tidak masuk akal bagi kita manusia, perlu kita sadari
bahwa itu disebabkan karena pengamatan indrawi kita juga terbatas, dan bias
pengamatan karena kita terbiasa dengan kondisi penalaran ruang dan waktu yang
linear. Untuk lebih memahaminya perhatikan contoh soal dari
penerapan konsep tersebut.
1) Dua orang saudara kembar A dan B berusia 40 tahun. A
melakukan perjalanan ke bulan dengan kecepatan dimana c adalah
kecepatan cahaya sedangakan B tetap dibumi. Ketika A kembali ke bumi, B berusia
70 tahun. Berapa usia A?
Jawab :
Menurut B yang ada di bumi, A telah melakukan
perjalanan selama 30 tahun, berarti tahun .
Jadi A
telah melakukan perjalanan selama 18 tahun, sehingga umur tahun
2) Dua orang saudara kembar A dan B berusia 35 tahun. A
melakukan perjalanan ke bulan dengan kecepatan dimana c adalah
kecepatan cahaya, sedangakan B tetap dibumi. Ketika A kembali ke bumi, B
berusia 70 tahun. Berapa lama A melakukan perjalanan ke bulan hingga kembali ke
bumi?
Jawab :
Jadi A telah melakukan perjalanan
selama 30 tahun 3 bulan
3)
Ardi dan Budi adalah dua orang sahabat yang berada di Bumi.
Tepat pada saat Ardi berusia 30 tahun dan Budi berusia 25 tahun, Ardi berangkat
ke suatu planet dengan pesawat antariksa berkecepatan 0,6c. Planet yang dituju
memiliki jarak 6 tahun cahaya dari Bumi. Sesaat setelah tiba di planet tujuan,
Ardi langsung berangkat kembali ke Bumi dengan kecepatan yang sama. Berapakah
selisih usia Ardi dan Budi ketika mereka bertemu kembali di Bumi?
Jawab :
Karena melakukan perjalanan pulang pergi maka
dikalikan 2,
Jadi
Ardi telah melakukan perjalanan selama 16 tahun, sehingga umur tahun,
sedangkan umur tahun. Sebelum Ardi melakukan perjalanan ke
suatu planet selisih umur mereka 5 tahun, sedangkan setelah melakukan
perjalanan ke suatu planet selisih umur mereka menjadi 1 tahun.
D. Kesimpulan
Interstellar bercerita
tentang usaha terakhir umat manusia untuk menemukan planet baru layak huni
setelah bumi dirusak oleh bencana alam. Ketika mantan pilot NASA berbalik
menjadi petani jagung Cooper (Matthew McConaughey) menemukan koordinat lokasi
proyek pemerintah, dia dibawa dengan sangat rahasia oleh pemerintah yang telah
bekerja secara rahasia untuk mengirim kru melalui wormhole (lubang cacing) yang
baru ditemukan, dengan harapan bahwa manusia dapat mencari perlindungan di
sebuah galaksi baru. Namun, dalam rangka untuk membantu menyelamatkan
orang-orang yang tersisa di Bumi, Cooper harus meninggalkan keluarganya dan
memulai perjalanan ke luar angkasa yang tidak di ketahui ruang dan waktu.
Ada banyak
konsep fisika modern yang menjadi dasar dari plot cerita film ini,
seperti konsep relativitas Einstein yang menerangkan tentang konsep dilatasi waktu, intra-universe
wormhole, kemudian konsep hawking
radiation dalam blackhole, cryonic suspension, dan
sedikit pemahaman biokimia dasar.
Dalam sebuah film atau cerita
tentu terdapat amanat yang ingin di sampaikan oleh pembuat film. Menurut
penulis, pesan dari film ini adalah kita harus berjuang dan pantang menyerah dalam rangka untuk membantu menyelamatkan orang lain,
meski harus meninggalkan keluarga dan memulai perjalanan jauh sekalipun serta
kita tidak tahu apakah kita dapat kembali dan bertemu keluarga kita lagi, namun
kita harus mempunyai keyakinan bahwa kita dapat menyelesaian semua itu.
Film “Interstellar” ini sangat
direkomendasikan bagi kalian pecinta film terutama pecinta film Sci-fi dan
adventure yang penuh tantangan, film ini pun sangat menyenangkan dan memberikan
pengetahuan mengenai beberapa cabang ilmu
sains terutama bidang fisika. So, jangan sampai ketinggalan untuk menontonnya.
Daftar
Pustaka
Ardi, G. (2014). Sedikit Penjelasan Ilmiah Untuk Film Interstellar. [Online]. Tersedia : https://www.zenius.net/blog/5922/relativitas-waktu-interstellar. [13 Juni 2016]
Doel. (2014). Review Film - Interstellar (2014), Perjalanan Menyelamatkan Umat Manusia. [Online]. Tersedia : http://rumahnulis.blogspot.co.id/2014/11/sinopsis-interstellar.html. [13 Juni 2016].
Wikipedia. (2016). Dilatasi Waktu. [Online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Dilatasi_waktu.
[14 Juni 2016]
Wikipedia. (2016).Interstellar (film). [Online]. Tersedia
: https://id.wikipedia.org/wiki/Interstellar_(film). [13 Juni 2016]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar