Senin, 05 Desember 2016

Tugas Bimbingan Konseling

SOFIA NIDA KHOERUNNISA     152151042
FANNY AHMAD FAUZI               152151056
RESNA SOPYANTIASARI            152151083
TIYA FATHONAH                          152151080
ADE MUSRIFAH FITRIANI          152151064
SINTHIA MEIDA DWI                   152151245

2015 A

Tugas Bimbingan Konseling
1.  Penjelasan secara komprehensif tentang langkah-langkah yang ditempuh menjadi guru BK dilihat dari kompetensi professional, kompetensi sosial, kompetensi pendagogis, kompetensi kepribadian
a.       Paedagogik
a)      Menguasai karakteristik peserta didik
b)      Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c)      Pengembangan kurikulum
d)     Kegiatan pembelajaran yang mendidik
e)      Pengembangan potensi pendidik
f)       Komunikasi dengan peserta didik
g)      Penilaian dan evaluasi
b.      Kepribadian
a)      Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, sosial, dan kebudayaan nasional
b)      Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
c)      Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
c.       Sosial
a)      Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
b)      Komunikasi dengan sesame guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
d.      Professional
a)      Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
b)      Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif

2.  Mengambil satu kasus di lapangan terkait dengan permasalahan siswa yang sering muncul
Menganalisis secara radikal tentang permasalahan siswa, faktor pengaruh, dampak dengan membuat mind map.
Prosedur untuk mengatasi permasalahan siswa.

Dewasa ini, pergaulan bebas yang megarah pada perilaku seks pra nikah (berkencan, berpegangan tangan, mencium, berpelukan, dll) sudah menjadi sesuatu yang biasa, padahal hal tersebut tidak boleh terjadi. Perilaku seksual pra nikah yang dilakukan oleh remaja berawal dari munculnya “chemistry” (ketertarikan) terhadap lawan jenis sebagai dampak dari perkembangan seksual yang dialami. Ketertarikan tersebut mengundang remaja untuk menjalin suatu hubungan. Dimana dalam hubungan tersebt remaja mulai mnegembangkan bentuk-bentuk perlaku seksual sejalan dengan meningkatnya dorongan seksual remaja yang menimbulkan keinginan-keinginan yang tidak mudah dipahami oleh remaja.
 Perubahan sosial mulai terlihat pada persepsi masyarakat yang pada mulanya meyakini seks sebagai suatu yang sacral menjadi sesuatu yang tidak sakral lagi. Maka saat ini seks sudah secara umum meluas di permukaan masyarakat. Ditambah degan adanya budaya permisifitas seksual pada generasi muda tergambar dari pelaku pacaran yang semakin membuka kesempatan untuk melakukan  tindakan-tindakan seksual juga adanya kebebasan seks yang sedang marak saat ini telah melanda kehidupan masyarakat yang belum melakukan perkawinan. Bahkan aktivitas seks pranikah tersebut sedangmengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah.
Dalam kehidupannya, remaja tidak akan pernah lepas dari apa yang dinamakan “percintaan”. Pacaran merupakan hal yang sudah lazim dikalangan remaja saat ini. Cara mereka mengisi berpacaran pun bermacam-macam, dari yang biasa sampai yang luar biasa, yang tidak diterima karena telah melanggar ketentuan norma yang ada. Salah satu cara yang paling tidak diterima di masyarakat adalah seks bebas.
            Faktor timbulnya pergaulan bebas
a)      Orang tua
Factor yang mempengaruhi remaja memilih pergaulan bebas diakibatkan oleh orang tua seperti konflik antar orang tua ataupun kebiasaan orang tua yang kurang baik. Tak sedikit orang tua yang sibuk bekerja dan melupakan waktu bersama anak. Hubungan yang kaku antara orang tua dan anak membuat anak bertanya-tanya dan tak sedikit diantara mereka mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang dilarang bahkan bisa saja anak mengikuti gaya hidup orang tuanya yang memang sudah terlibat dalam pergaulan bebas
b)      Lingkungan
Lingkungan yang tidak sehat akan mendukung anak untuk melakukan hal-hal yang negatif. Apabila lingkungannya sehat, anak akan malu untuk melakukan hal yang negative karena terdapat hokum atau norma yang tidak tertulis di lingkungan tersebut. Maka, terciptalah budaya malu yang penting untuk diterapkan
c)      Media massa
Pengaruh media massa yang terus menjamur seiring semakin terbukanya kebebasan  berekspresi. Peran media dalam mengampanyekan pergaulan bebas melalui budaya pacaran dan berganti-ganti pasangan sangat besar
d)     Kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi
Pendidikan kesehatan reproduksi sering dianggap tabu untuk dibicarakan di rumah maupun di sekolah. Sehingga, akhirnya anak remaja tersebut mencari tahu sendiri. Padahal, informasi tentang kesehatan reproduksi yang dicarinya rata-rata tidak dengan sumber yang dapat dipercaya.
e)      Keagamaan dan lunturnya adat ketimuran
Religiusitas memang tidak menjamin seseorang untuk tidak melakukan pergaulan bebas. Tetapi, dengan arahan yang tepat, rasa keagamaan dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan tidak bermanfaat. Selain itu, adat ketimuran seperti sopan santun, ramah tamah, dan etika menjadi hal yang langka
Dampak Pergaulan bebas
a)     Kehamilan yang tidak diinginkan
Ini merupakan salah satu dampak negative pergaulan bebas akibat hamil diluar pernikahan. Biasanya, remaja yang mengalami ini akan mencari cara untuk menggugurkan (aborsi) kandungannya yang lebih banyak dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan. Akibatnya, terjadi masalah kesehatan seperti sulit memiliki anak ketika menikah nanti ataupun dapat menyebabkan kematian.
b)    Putus sekolah
Hal ini merupakan dampak negative pergaulan bebas. Karena mereka lebih mengutamaka ego ketimbang akal sehat dan rwalita yang ada. Akibatnya, meningkatnya kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan semakin bodohnya masyarakat menjadi hal yang sering terjadi
c)    Kriminalitas tinggi
Pendidikan yang rendah, kemiskinana, dan kebutuhan akan hal-hal kesenangan seperti penggunaan narkoba dan zat adiktif memicu seseorang untuk melakukan kriminalitas seperti mencuri, merampok, atau membunuh seseorang
d)    Penyakit sosial
Rasa empati dan belas kasih sudah tidak dianggap ada lagi. Diganti dengan rasa egoisme, tidak peduli asalkan senang, sifat hedonism, dan melakukan segala cara buruk untuk mendapatkan apa yang diinginkan
e)    Masalah kesehtan secara global
Penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan penyakit kelamin menjadi pemandangan yang dapat dijumpai. Padahal, hingga saat ini penyakit ini tidak ada obatnya dan menimbulkan masalah kesehtan lain seperti kemandulan atau bahkan kematian.





Cara Mengatasi Pergaulan Bebas
Cara mengatasi pergaulan bebas dapat diatasi, dan dicegah dengan solusi-solusi penanganan dan pencegahan pergaulan bebas dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
1.    Menguatkan iman
Apapun agama yang dianut, diharapkan para remaja harus menjadi pribadi yang cerdas dan memiliki karakter iman yang kuat. Iman yang kuat dan sehat akan membentengi dari pergaulan bebas.
2.    Orang Tua Lebih Akrab Dengan Anak
Jika orang tua sudah bisa akrab dengan anak layak seorang sahabat secara tidak langsung anda akan mengetahui kegiatan dan pergaulan anak anda sehari - hari. Karena biasanya jika anak sudah dekat dengan orang tuanya jika anak tersebut ada masalah atau ada hal baru pasti akan di ceritakan kepada orang tuanya. Nah disinilah kesempatan orang tua untuk mengarahkan anak untuk menjadi anak yang baik, karena jika anak anda sudah dirasa mau bersikap tidak benar berilah anak anda masukan - masukan yang positif secara lembut, ini bertujuan agar si anak tidak menolak sugesti atau masukan positif yang anda berikan. Karena bagaimanapun juga anak yang masih remaja itu keingin tahuannya masih sangat besar, dan semakin dilarang akan semakin berniat mencoba. Jadi beri anak anda masukan secara santai dan tanpa di marahi. Jadi mulai sekarang dekatkanlah diri anda dengan anak anda agar secara tidak langsung anda mampu mengontrol tingkah laku anak anda.
3.    Memperbaiki Cara Pandang
Bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan untuk mendidik anak-anak untuk berusaha dan menerima hasil usaha walaupun tak sesuai dengan apa yang dinginkan sehingga apabila hasilnya mengecewakan dapat menanggapi dengan positif.
4.    Jujur Pada Diri Sendiri
Menyadari dan mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya sehingga tidak menganiyaya emosi dan diri mereka sendiri.
5.    Menanamkan Nilai Ketimuran
Nilai ketimuran atau nilai keislaman sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang dengan meningkatkan keimanan sebagai pegangan atau perisai untuk berpikir ke pergaulan bebas.
6.    Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Maksudnya adalah dengan manajemen waktu, emosi dan energi agar selalu berpikir positif dengan kegiatan ositif setiap hari.
7.    Banyak Beraktivitas Secara Positif
Dengan banyak aktivitas positif maka tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal negatif.
8.    Berpikir Masa Depan
Berpikir masa depan adalah agar dapat menyusun langkah-langkahnya dalam menggapai masa depan yang ia cita-citakan yang dia impikan agar tidak menjadi seorang yang hampa tanpa harapan dan tanpa cita-cita.
9.    Mengurangi Menonton Televisi
Televisi menjadi sumber informasi yang mendidik, Namun kenyataannya bertolak belakang, karena kebanyakan televisi hanya menyiarkan hiburan-hiburan dengan nilai-nilai gaya hidup bebas.
10.  Selalu Membaca Buku
Membaca buku memberikan kita wawasan luas baik itu wawasan dalam pelajaran di sekolah maupun wawasan akan kehidupan yang baik dan mengetahui lebih cepat hal-hal yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
11.  Berkomunikasi dengan Baik
Dengan berkomunikasi dengan baik kita dapat berhubungan baik dengan masyarakat dan membuat masyarakat tahu akan diri dan tidak mengajak kepada hal yang negatif karena lingkungan atau masyarakat tidak akan mengganggu.
12.  Dilarang Pacaran
Jika remaja yang masih belum cukup umur lebih jangan pacaran dulu, karena selain mengganggu pelajaran, nantinya akan mengakibatkan bisa terjerumus ke hal yang tidak - tidak seperti sex bebas sehingga mengakibatkan tertular virus HIV AIDS yang akan membuat umur para remaja menjadi lebih singkat, karena sampai saat ini belum ada obatnya untuk penyakit ini. Untuk orang tua juga sebaiknya jika anaknya jika masih di bawah umur jangan diizinkan berpacaran dulu untuk mengantisipasi agar anak anda tidak masuk kedalam sex bebas. Karena bagaimanapun rasa ingin tahu dan mencoba anak remaja itu masih sangat besar sehingga jika sudah pacaran bukan tidak mungkin akan mencoba berhubungan badan dan jika sudah begini akan kecanduan dan terjerumus kedalam sex bebas.
13.  Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dengan sosialisasi akan bahaya pergaulan bebas membuat masyarakat terutama para remaja mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sebagai langkah pencegahan.
14.  Menegakkan Aturan Hukum (Pengamanan Pemerintah )
Dengan penegakan aturan hukum memberikan efek jera kepada pergaulan bebas dan sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan generasi muda anak bangsa Indonesia. Kita semua tahu bahwa pemerintah juga sudah berjuang keras untuk mengurangi angka sex bebas dan pemakain obat - obatan terlarang, tapi akan lebih baik kalau setiap beberapa hari sekali dalam seminggu mengadakan razia obat - obatan terlarang ke sekolah - sekolah sehingga kedepannya bangsa ini bisa jauh dari yang namanya sex bebas dan obat - obatan terlarang.

3.  Membuat sebuah program inovatif dan kreatif yang dapat dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program BK, memperkenalkan program BK, memperkenalkan program BK, meningkatkan pelayanan, BK holistic integratif berdasarkan layanan BK yang telah dipelajari
-          Nama program : pembinaan penjurusan di SMA
-          Tujuan : agar peserta didik baru memilih studi sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Agar peserta didik baru tidak merasa salah jurusan
Agar peserta didik baru dapat memilih jurusan sesuai cita-citanya.
-          Sasaran : peserta didik baru
-          Metode : bimbingan klasikal dan tes kemampuan
-          Proses atau prosedur pelaksanaan
1.    Dilakukan bimbingan secara klasikal untuk mengetahui minat
2.    Dilakukan tes kemampuan untuk mengetahui bakatnya
3.    Pemeriksaan dan pemantauan hasil tes
4.    Jika hasil tes sesuai dengan minat, maka diberikan motivasi agar dapat memilih studi sesuai dengan minat. Sedangkan, jika hasil tes tidak sesuai dengan minat, maka diberikan pengarahan dan dorongan
5.    Pengarahan kepada orangtua peserta didik tentang keseluruhan hasil bimbingan peserta didik yang telah dilakukan sebelumnya
-          Media dan teknologi yg digunakan : kertas tanya-jawab dan computer untuk tes psikotes
-          Materi kegiatan :
a.    Pengenalan tentang mata pelajaran yang akan dipelajari pada jurusan yang diselenggarakan di sekolah terkait.
b.    Pengenalan jurusan pada jenjang kuliah yang sesuai dengan jurusan yang dipilih
c.    Pengenalan prospek karir yang sesuai dengan jurusan tersebut.
-          Strategi kegiatan :
1.    Strategi layanan dasar bimbingan
a.    Bimbingan klasikal
b.    Berkolaborasi dengan orang tua
2.    Strategi layananan responsif
a.    Bimbingan individual
b.    Konseling individual
3.    Strategi layanan perencanaan individual
a.    Penilaian individual
4.    Strategi untuk dukungan system
a.    Pembengembangan professional
b.    Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
-          Proses evaluasi kegiatan :
1.    Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan
a.    Tingkat keterlaksanaan program (aspek proses)
b.    Tingkat ketercapaian program (aspek hasil)
2.    Mengembangkan atau menyusunn instrument pengumpulan data
3.    Mengumpulkan dan menganalisis data
4.    Melakukan tidak lanjut






























Rabu, 13 Juli 2016

Etnomatematika Masyarakat Kampung Kuta



ETNOMATEMATIKA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA

Resna Sopyantiasari – 152151083
sopyantiasariresna@gmail.com 


M
atematika dianggap sebagai induk dari segala macam ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini. Banyak konsep dari matematika yang diperlukan oleh bidang lainnya, seperti teknik, kimia, fisika, biologi, dan ekonomi. Matematika juga digunakan dalam berbagai segi kehidupan manusia. Dalam membangun rumah misalnya, manusia perlu melakukan penghitungan dan pengukuran untuk menggambar desain rumah dan memperkirakan jumlah bahan bangunan yang diperlukan untuk membuat bangunan rumah tersebut.
Dalam perdagangan pun manusia memerlukan matematika untuk menghitung jumlah barang yang terjual, besarnya modal, besarnya keuntungan atau kerugian. Selain itu, perkembangan teknologi modern yang terjadi saat ini juga tidak luput dari peran matematika. Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai manusia.
Menurut Morris Kline, mata pelajaran matematika dan buku matematika sekolah menyajikan sebuah rangkaian prosedur teknis yang nampak tidak bermakna. Materi tersebut seperti representasi dari subjek yang menjabarkan nama, posisi, dan fungsi dari setiap tulang dalam kerangka manusia yang merepresentasikan kehidupan, pemikiran, dan emosi yang disebut manusia. Seperti sebuah frase yang kehilangan makna atau memperoleh makna yang tidak diinginkan ketika dihapus dari konteksnya, jadi matematika dilepaskan dari kekayaan intelektual dalam lingkungan budaya dan peradaban dan direduksi menjadi rangkaian teknik yang telah sangat diselewengkan.
Berdasarkan pendapat di atas, wajarlah jika kebanyakan masyarakat menganggap bahwa matematika dan budaya tidak saling terkait satu sama lain. Namun, penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara matematika dan budaya. Turmudi (2012: 5) menyatakan bahwa matematika berurusan dengan gagasan (ide), matematika bukan tanda-tanda sebagai akibat dari coretan pensil, bukan kumpulan benda-benda fisik berupa segitiga, namun berupa gagasan yang direpresentasikan oleh benda-benda fisik. Sehingga, menurut Turmudi terdapat tiga sifat utama dari matematika. Pertama, matematika sebagai objek yang ditemukan dan diciptakan manusia. Kedua, matematika itu diciptakan bukan jatuh dengan sendirinya, namun muncul dari aktivitas yang objeknya telah tersedia, serta dari keperluan sains dan kehidupan keseharian. Ketiga, objek matematika memiliki sifat-sifat yang ditentukan secara baik.
Oleh karena itu, matematika selalu menjadi bagian dari kebudayaan manusia meski dalam bentuk yang sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa matematika dan budaya saling terkait satu sama lain.
Menurut penulis, Indonesia dengan keragaman budayanya sudah seharusnya memasukkan nilai-nilai budaya setempat ke dalam pembelajaran matematika, agar matematika tidak dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang jauh dari realitas kehidupan. Hal ini dikarenakan dalam aktivitas budaya terdapat ide-ide matematis yang dianggap sebagai hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Ranah kajian yang dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara budaya dan matematika yaitu etnomatematika. Etnomatematika dianggap sebagai kajian pengetahuan yang pada hakikatnya terkait dengan kelompok budaya dan kepemilikannya, yang menjadikannya terkait erat dengan realitas dan dapat diungkapkan dengan bahasa, yang biasanya berbeda dari yang digunakan oleh matematika.
Penerapan mengenai etnomatematika sangat cocok dilakukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara multikultur dan multietnik yang memiliki banyak suku bangsa. Meskipun kemajuan zaman tengah terjadi, banyak etnik di Indonesia yang masih bertahan dengan memegang teguh ajaran nenek moyangnya. Sama halnya dengan masyarakat Suku Sunda di Provinsi Jawa Barat, mereka mempunyai tradisi-tradisi hidup masyarakat yang turun-menurun seperti aktivitas budaya dan permainan tradisional.
Mengenai kegiatan sehari-hari masyarakat Kampung Kuta yang  mengandung unsur matematika dan selalu berkaitan dengan alam sekitar. Ini disebabkan keakraban manusia hidup bersama alam dalam kesehariannya. Hukum alam dipahami sebagai “Hukum Tuhan” yang sudah dipatuhi. Sehingga, ketika manusia akan bersentuhan dengan alam, mereka akan sadar diri akan Tuhannya.
Kajian etnografi dalam penulisan ini difokuskan pada nilai-nilai matematika yang terkandung dalam aktivitas adat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran representasi aktivitas budaya masyarakat Kampung Kuta yang bernuansa matematika?
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Kampung Kuta
Nama Kampung Kuta berasal dari kata “kuta-kuta”  (bahasa sunda) yang berarti tebing. Nama ini langsung menunjuk kepada wilayah Kampung Kuta yang letaknya dikelilingi tebing curam setinggi 75 m. Kampung yang terletak di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Kampung ini memiliki luas area total 157 ha. Terdiri dari 40 ha hutan keramat (karamat) dan 117 lahan pemukiman dan pesawahan. Dengan jumlah penduduk 285 yang sebagian besar mata pencahariannya adalah bertani.
 Berdasarkan aktivitas budaya yang berkembang di masyarakat Kampung Kuta, sebenarnya kita bisa melihat terdapat banyak konteks pelajaran yang telah mereka terapkan secara nyata. Mereka telah mempelajari bahasa dengan baik, bahkan bahasa adat sunda buhun yang kini hampir mengalami perubahan secara luas di masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Jika diamati lebih lanjut ternyata banyak sekali aktivitas budaya yang mengandung unsur-unsur matematika. Aktivitas tersebut bisa terlihat dari kegiatan masyarakat seperti membilang, mengukur, membuat rancang bangun bahkan permainan tradisional yang masih digemari anak-anak sampai saat ini. Berikut digambarkan secara rinci aktivitas masyarakat Kampung Kuta yang bernuansa matematika.
1.        Aktivitas Membilang
Membilang berkaitan dengan pertanyaan “berapa banyak”. Kebanyakan masyarakat Kampung Kuta terutama anak-anak menggunakan jari tangan sebagai alat membilang. Teknik membilang tidak jauh berbeda dengan masyarakat pada umumnya, hanya saja bahasa budaya yang mereka gunakan adalah dalam bahasa sunda: hiji, dua, tilu, opat, lima, genep, tujuh, dalapan, salapan dan sapuluh. Bilangan-bilangan tersebut menunjukkan angka satu sampai sepuluh. Kebanyakan dari masyarakat Kampung Kuta menggunakan bilangan untuk menghitung jumlah hewan ternak, jumlah peralatan berburu, jumlah keluarga bahkan jumlah keluarga dan rumah yang ada diperkampungan tersebut. Dalam hal membilang, tidak ada perbedaan yang prinsip dengan masyarakat pada umumnya selain dari aspek kebahasaan yang digunakan.

2.        Aktivitas Mengukur
Mengukur pada umumnya berkaitan dengan pertanyaan “berapa (banyak, panjang/lebar/tinggi dan lama)”. Untuk menyatakan banyak, masyarakat Kampung Kuta menggunakan beberapa istilah seperti: saikat / satu ikat, sakeupeul / satu kepal, sacanggeum / satu genggaman tangan yang terbuka, salosin / satu lusin, sakodi / satu kodi, satasbeh. Untuk menyatakan panjang, masyarakat Kampung Kuta menggunakan istilah seperti: sajeungkal / satu jengkal, sadeupa / sepanjang bentangan tangan kiri dan kanan, saawi / sepanjang pohon bambu (biasanya digunakan untuk menyatakan ketinggian/kedalaman). Untuk menyatakan ukuran lama, masyarakat Kampung Kuta biasanya menggunakan beberapa istilah sebagai berikut: sabedug / satu hari (dari jam 7 sampai jam 12), saweton / sanaptu / satu runtuian waktu yang ditentukan berdasarkan hari kelahiran, katujuhna /  hari ketujuh, sawindu / delapan tahun, sapurnama / dari bulan purnama ke bulan purnama lagi. Istilah waktu untuk orang sunda dalam sehari semalam berdasarkan keadaan alam :
·         Wanci tumorѐk (jam 00.30)
·         Wanci janari sapi (jam 01.00)
·         Wanci janari leutik (jam 01.30)
·         Wanci janari gedѐ (jam 02.00)
·         Wanci disada rorongkѐng (jam 02.30)
·         Wanci haliliwar (jam 03.00-03.30)
·         Wanci janari (jam 04.00)
·         Wanci balѐbat (jam 05.00)
·         Wanci carancang tihang (jam 05.30)
·         Wanci murag ciibun/meletѐk (jam 07.00)
·         Wanci haneut moyan (jam 08.00)
·         Wanci rumangsang (jam 09.00)
·         Wanci pecat sawed (jam 10.00)
·         Wanci manceran/tengah poѐ (jam 12.00)
·         Wanci lingsir ngulon (jam 14.00)
·         Wanci panonpoѐ satungtung (jam 15.00)
·         Wanci tunggang gunung (jam 16.00-17.00)
·         Wanci sariak layung (jam 17.00-18.00)
·         Wanci ѐrang-ѐrang (jam 17.30-18.00)
·         Wanci sareupna/harieum beungeut (jam 18.00-18.30)
·         Wanci sareureuh gaang (jam 19.00)
·         Wanci sareureuh budak (jam 21.00)
·         Wanci sareureuh kolot (jam 22.00)
3.    Aktivitas Membuat Rancang Bangun
Membuat rancang bangun identik dengan penggunaan konsep geometri secara nyata dalam kehidupan. Disatu sisi, masyarakat Kampung Kuta tidak mempelajari matematika (geometri) secara formal melalui bangku sekolah tetapi mereka mampu mengembangkannya dengan sangat baik sehingga menjadikannya istimewa. Rumah yang berada di kampung Kuta masih berbentuk panggung dengan atap rumbia atau ijuk dan berdinding anyaman bambu dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Seluruh bahan bangunan rumah harus terbuat dari bambu dan kayu. “Pantrangannya (pantangannya) dalam membuat rumah harus panggung, dindingnya tidak boleh tembok, bentuknya harus persegi panjang, tidak letter U atau bentuk lain, tempat menyimpan beras harus dekat ke tempat tidur. Jika rumah diperbaiki, tidak boleh nambah ruangan ke Timur atau Utara, kalau ke Selatan atau Barat bisa.” Papar Ki Warja yang merupakan pemangku adat di Kampung Kuta. Membangun rumah juga tidak boleh mengompleks atau berkumpul. Harus berderet dengan jumlah tidak boleh ganjil (harus genap) dengan maksimal 4 rumah.

4.        Aktivitas Permainan Matematika
Ada banyak jenis permainan tradisional masyarakat Kampung Kuta yang mengandung unsur-unsur matematika. Seperti permainan layang-layang yang menyerupai bentuk belah ketupat, hanya saja sisi pada bagian bawah lebih panjang. Permainan ketapel pun berkaitan dengan unsur matematika (geometri) yaitu sudut. 

KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari kegiatan membilang, mengukur, rancang bangun dan permainan. Dan kegiatan tersebut tidak lepas dari unsur matematika.  Karena membilang berkaitan dengan “berapa banyak”, mengukur berkaitan dengan “berapa panjang/lama”, menyatakan waktu, rancang bangun berkaitan dengan bentuk geometri, dan permainan yang memiliki unur matematika dapat dijadikan media pembelajaran.  
SARAN         
Saya berharap esai ini dapat berguna bagi pembaca dan saya mengakui masih banyak kekurangan dalam esai ini. Oleh karena itu, bagi pembaca atau mahasiswa yang mengangkat topik tentang etnomatematika di Kampung Kuta dapat mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Yulianto, E., dan Ipah Muzdalipah. (2015). “Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Untuk Siswa SD Berbasis Aktivitas Budaya dan Permainan Tradisional Masyarakat Kampung Naga”. Universita Siliwangi: tidak diterbitkan.